Kita semua tentu tahu, bahwa senyum merupakan sikap yang mudah, ceria, ringan dan sederhana untuk dilakukan. Akan tetapi, sudahkah kita melakukannya setiap hari? Jika belum, mulailah! Karena ternyata senyuman itu mengandung samudera hikmah/kemanfaatan yang luar biasa baik bagi pemberi maupun penerimanya. Dan, tulisan ini mengajak kita semua untuk tersenyum dan merasakan kemanfaatan senyuman.
Kesederhanaan dan kemanfaatan senyuman dapat kita dalami dan pahami melalui berbagai pendapat dan kata-kata bijak dari para ahlinya. Rasulullah menegaskan dalam sabdanya bahwa senyum itu ibadah. Sementara, Phyllis Diller melukiskan senyuman sebagai sebuah lengkungan yang meluruskan segala sesuatunya. Bahkan senyuman telah menjadi perbincangan mendalam oleh golongan ahli fikir dan filosofi awal seperti Locke, Schopenhaur, Spencer, Descrates dan Hartley melalui karya-karya tulisan mereka.
Senyuman adalah sikap dan energi positif yang dipancarkan lewat ekspresi wajah yang ceria dan menggembirakan. Oleh karena itu, senyuman merupakan perbuatan kecil yang mencerminkan salah satu ciri akhlak yang mulia, namun kesannya cukup besar dalam mempengaruhi keadaan (). Menurut Tanadi Santoso dalam , senyum adalah hal yang sederhana, mudah dan murah untuk dilakukan tapi hasilnya luar biasa.
Tanadi Santoso menyebutkan keluarbiasaan senyuman sebagai sebuah kekuatan universal yang menarik sekali. Disebutnya demikian, karena ia berpandangan bahwa senyuman akan menunjukkan hal yang positif. Senyum yang tulus dengan hati terbuka akan memancarkan sikap mental yang positif. Akan memancar kehangatan dari orang tersebut. Sebuah perasaan (feeling) yang mudah menular. Juga menunjukkan keterbukaan kita dengan orang lain. Terasa sebuah perasaan keyakinan (confident) akan hidup ini. Dan yang terasa lainnya, apapun yang kita katakan akan terasa lebih manis, enak didengar dan menyenangkan bagi orang lain.
Soejitno Irmim dan Abdul Rochim dalam bukunya Penampilan Pribadi yang Simpatik, menyatakan bahwa disamping senyum itu murah, tidak usah membeli dan stoknya luar biasa banyaknya, senyum ternyata memiliki daya ajaib seperti senyum dapat membangkitkan jiwa-jiwa yang lungkrah dan semangat yang terkoyak-koyak. Senyum dapat mengubah impian menjadi kenyataan.
Samudera hikmah/manfaat senyum memenuhi seluruh relung kehidupan manusia. Mulai dari sudut kepribadian, ekonomi, perasaan, kesehatan, hingga pengabdian pada Allah yang Maha Mengasihi dan Menyayangi makhluk-Nya. Dari segi kepribadian, senyum menjadi salah satu syarat untuk menjadi pribadi yang karismatik. Menurut Andrew DuBrin dalam bukunya The Complete Ideal's Guides Leadership, orang yang mirip patung sangat sulit disebut karismatik. Untuk menunjukkan dinamisme personal, perlu sering-sering menggunakan ekspresi wajah yang hidup, yang antara lain dengan senyum yang mengembang, senyum simpul, dan ekspresi senang. Senada dengan itu, Tanadi Santoso mengatakan, senyum memiliki efek menular dan merupakan cara yang murah untuk memperbaiki penampilan. Wajah yang penuh senyum selalu bersedia menerima siapa saja.
Senyum adalah lambang optimisme, simpati, empati, keceriaan, berpikir positif, persahabatan dan sikap-sikap positif lainnya. Menurut Soejitno Irmim dan Abdul Rochim, orang yang selalu ceria dan banyak senyum mencerminkan pribadi yang optimis dan senyum membuat kita terbebas dari sikap apriori. Pribadi yang tak gentar menghadapi rintangan dan resiko yang menghadang di depan matanya. Orang yang optimis selalu punya harapan akan masa depannya. Ia menjalani hidup ini dengan nyali yang besar, karena ia yakin hanya nyali dunia ini dapat ditaklukkan. Hidup harus dilalui dengan penuh keberanian karena ketakutan merupakan setengah dari kegagalan.
Kalau kita tersenyum dada akan terasa lapang, sehingga kita dapat berpikir cerdas dan dengan hati yang bening. Kecerdasan pikiran dan kebeningan hati selanjutnya akan mencegah unsur-unsur negatif merasuk ke dalam diri. Pada akhirnya kita akan menjadi manusia yang selalu berprasangka baik dan bersikap simpatik terhadap setiap persoalan.
Dari segi ekonomi, senyuman dapat menjadikan sesuatu lebih efektif, membahagiakan dan informatif. Bahkan pepatah Orang Cina Kuno mengatakan, "Seseorang tanpa wajah yang tersenyum tidak boleh membuka toko." Dale Carnegie dalam bukunya How To Win Fiends and Influence People mengutip pernyataan Prof. James V. McConnell, seorang psikolog di Universitas Michigan yang mengekspresikan perasaannya mengenai senyuman. "Orang yang tersenyum," katanya, "cenderung mampu mengatasi, mengajar dan menjual dengan lebih efektif, dan membesarkan anak-anak yang lebih bahagia. Ada jauh lebih banyak informasi tentang senyuman daripada sebuah kerut di kening. Karena senyum itulah yang mendorong semangat, alat pengajaran yang jauh lebih efektif daripada hukuman."
Senyuman menciptakan kegembiraan, membuat suasana menjadi ceria, membantu mengembangkan keinginan yang baik dalam bisnis, membangkitkan semangat, dan mempererat hubungan dengan orang lain (Ted W. Engstrom). Dan, Dale Carnegie menyimpulkan bahwa dengan melakukan tindakan tersenyum, kita dapat mengatur perasaan sehingga bersemangat dan dimampukan untuk melayani pelanggan dengan lebih baik atau menjual dengan efektif.
tegas lagi, Tjantana Jusman dalam buku Tips Memberkati Bisnis Anda menyatakan bahwa salah satu faktor penentu kesuksesan Layanan Pelanggan di banyak perusahaan ternyata adalah keramahan yang terpancar di balik senyuman para karyawannya. Dari segi perasaan, senyum adalah obat yang paling mujarab untuk mengatasi kekurangberuntungan hati dan jiwa, bahkan perang. Menurut Soejitno Irmim dan Abdul Rochim, senyum adalah obat yang paling mujarab. Dengan senyum, kita dapat menghilangkan kesedihan, gundah gulana, gelisah dah keresahan. Banyak persoalan berat yang hanya dapat dipecahkan dengan senyum. Perang bisa batal gara-gara senyum. Alangkah indahnya jika semua manusia di dunia ini pandai tersenyum, sebab di dalam senyum terdapat penawar semua niat jahat yang berkecamuk di dada manusia.
Mereka menambahkan bahwa sebuah senyuman yang diberikan dengan tulus dan ikhlas nilainya tak dapat ditukar dengan segepok uang. Senyum memberikan banyak arti bagi kehidupan manusia, dunia akan nampak suram jika kita tidak pandai tersenyum. Dengan senyum manusia dapat mencapai maksudnya, dengan senyum sesuatu yang mustahil bisa menjadi mungkin.
Selain itu, dijelaskan pula bahwa hati manusia lebih mudah ditaklukkan dengan senyuman daripada dengan kata-kata yang bernada ancaman dan paksaan. Kalau kita ingin mempengaruhi orang lain, pertama kali yang kita lakukan adalah memberinya senyum. Jarang sekali orang yang kebal terhadap senyuman, meskipun diberikan oleh orang yang tidak berarti apa-apa. Seulas senyum dapat meruntuhkan sebongkah karang yang kokoh di tengah samudera. Seulas senyum dapat mencairkan hati yang beku dan menutup kebenaran.
Senyuman memberikan sinyal perasaan keamanan bagi siapapun. Dalam sebuah situs internet ditulis, percayalah senyum itu adalah seni yang tercermin dari kedamaian hati. Semakin damai hati kita, maka senyum itu akan tersebar pada setiap insan yang terjumpai. Hingga terbersit arti "aku aman bagimu, aku menebarkan kebaikan untukmu dan aku adalah sahabat baikmu." (http://achoey.wordpress.com/2007/12/10/senyum-adalah-kekuatan/)
Dari sudut kesehatan, terbukti senyuman dapat merangsang otot-otot wajah dan memberi kesegaran dan mengurangkan kerut-kerut di wajah, kesehatan tubuh dan jiwa dengan melepaskan tenaga emosi yang berpusat dari dalam. (http://www.geocities.com/tgk_maat/ index_sunyuman.htm). Menurut Tanadi Santoso, diperlukan lebih banyak otot untuk mengerutkan wajah dibanding memberikan senyuman. Jadi, lebih mudah untuk tersenyum daripada mengerutkan wajah. Senyum meningkatkan nilai pada wajah. Dan, tentunya membuat wajah kita lebih indah dan berseri, sehingga tampak lebih awet muda.
Lebih dari itu semua, ternyata senyuman berorientasi pada akhirat, yaitu pengabdian (ibadah) kepada Allah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad, "Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah." (). Oleh karena itu, tersenyum merupakan salah satu sifat yang selalu melekat pada pribadi Rasulullah SAW. Jarir bin Abdullah Al Bujali Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Setiap kali saya menjumpai Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam kecuali beliau selalu tersenyum." (HR. Bukhari). Sehingga penulis memaknainya, bahwa tiada hari tanpa tersenyum bagi Rasulullah.
Setelah kita tahu tentang luasnya kemanfaatan senyuman, tentu akan lebih baik bila kita tahu kunci kesuksesan seulas senyuman. Kunci berfungsinya keluarbiasaan senyuman ialah dilakukan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan yang bersumber dari lubuk hati yang paling dalam. Bukan senyum dengan keterpaksaan atau sekenanya saja.
Bagaimana senyum yang tulus dan ikhlas? Jamil Azzaini seorang Inspirator Sukses-Mulia, penulis buku Best seller Kubik Leadership dalam bukunya Menyemai Impian, Merasih Sukses Mulia memberikan tips Senyum Tulus yang disebutnya dengan Senyum "227". Tipsnya, saat tersenyum, tarik ke atas sudut bibir kiri 2 cm, sudut bibir kanan 2 cm, dan kembangkan selama 7 detik lamanya. Senyum seperti itulah yang disebut oleh Jamil Azzaini dengan senyum yang tulus. Bukan senyum basa-basi. Bukan pula senyum service excellent ala Standard Operational Procedure (SOP) belaka.
Sebenarnya masih banyak manfaat luar biasa yang dapat kita nikmati dari seulas senyuman yang tulus dan ikhlas dari bibir mungil kita. Akan tetapi, ruang opini ini sangat terbatas untuk menampung luasnya samudera hikmah senyuman itu. Walaupun demikian, penulis berharap tulisan ini mampu untuk membuat kita tersenyum. Pembaca yang penulis banggakan, mulai saat ini, tersenyumlah! Karena dengan senyuman itulah, dunia akan tersenyum untuk dan bersama kita!
Kamis, 12 Maret 2009
Keep Smaile Yuk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar